Cerita Pengadilan salah menghukum Orang


Cerita Pengadilan salah menghukum Orang

 Daniel Villegas menghabiskan 20 tahun di penjara setelah dinyatakan bersalah atas pembunuhan berencana dua orang di El Paso pada tahun 1993.

Namun, pada Oktober 2018, juri El Paso memutuskan Villegas tidak bersalah setelah tiga percobaan dan banyak banding.

Video emosional Villegas mengetahui vonis tidak bersalahnya menjadi viral, dan setelah bebas, ia berterima kasih kepada penduduk El Paso atas dukungannya.

Kasus Villegas melibatkan pembatalan sidang pertama pada 1994, diikuti dengan vonis bersalah pada 1995 yang dibatalkan pada 2013. Kasus ini menjadi perbincangan di berbagai media sosial dan mengundang perasaan campuran dari pengguna, yang merayakan pembebasan Villegas sambil juga merasa simpati terhadap masa sulit yang dialaminya.

Villegas mengungkapkan bahwa meskipun bebas, ia masih menghadapi tantangan dalam kehidupannya, termasuk stigma sosial dan ancaman di media sosial serta kesulitan dalam hal rutinitas harian dan interaksi dengan orang lain.

Kronologi Kasus

Waktu itu menunjukkan tahun 1993 pada bulan April, tepatnya di El-Paso, Texas. Masa dimana jalanan disepanjang El-Paso begitu lengang, desau udara bergerak dan membelai pori-pori empat orang yang sedang berjalan sehabis mengunjungi sebuah pesta disana.

Mereka berempat adalah Bobby England, Armando Lazo, Jesse Hernandes, dan Juan Medina. Adalah sekawanan remaja yang sedang menikmati bebasnya hidup tanpa pernah menyadari bahwa itu adalah akhir dari kehidupan mereka.

Keadaan masih tenang kala itu, sampai sebuah mobil mendekat perlahan dan berhenti, kemudian dari kursi belakang, seseorang menembaki keempat remaja tersebut dengan senjata api.

Robert England terbunuh dengan kepala berlubang, sementara Armando Lazo berlari bersama dua lainnya sejauh 100 meter sebelum pada akhirnya terbunuh setelah ditembak di bagian paha dan di bagian perutnya.

Lazo yang berusia 17 tahun ditemukan tidak bernyawa didekat sebuah rumah di pinggir jalan, tubuhnya ditemukan setelah penduduk menelpon 911. Menurut para saksi disana terkait kejadian tersebut, terdengar lima atau enam tembakan sekaligus malam itu, polisi menemukan enam peluru 22 selubung di jalan yang menjadi bukti senjata apa yang digunakan.

Sementara itu, Jesse Hernandes dan Juan Medina selamat, namun sunguh disayangkan, mereka tidak mengetahui siapa bajingan yang menembaki mereka malam itu, mereka hanya mengira bahwa mobil itu bewarna merah atau mungkin marun, dan dari sinilah cerita itu dimulai.

 Penangkapan Daniel Villegas

Untuk mengusut kasus ini, Alfonzo Marquez sang detektif turun ke lapangan dan mencari tahu siapa pelaku penembakan tersebut. Ia segera mengintrogasi kawan-kawan dekat yang terbunuh, yang pertama kali ditangkap adalah Michael Johnston yang berumur 15 tahun; Ia diborgol ke kursi, diinterogasi, dan diancam dengan hukuman mati selama 8 jam.

Polisi juga memberitahu bocah itu kalau kawan-kawan Michael telah melibatkannya dengan kasus tersebut, dan parahnya, Marquez mengintimidasi bahwa bocah itu akan diperkosa di penjara jika ia tidak mengaku, akhirnya, ia memberikan pernyataan bahwa dia menembak Lazo dan England. Namun untungnya, ia tidak dituntut dan detektif mengatakan bahwa pengakuan itu salah.

Akhirnya pada tanggal 21 April, Marquez menangkap David Rangel yang berusia 17 tahun dan diinterogasi dengan cara yang sama, karena diintimidasi akan dimasukkan di penjara dan diserang secara seksual, Rangel mengatakan bahwa yang melakukan itu adalah Daniel Villegas, sepupunya yang berumur 16 tahun. Rangel memberitahu Marquez bahwa sepupunya menembak England dan Lazo menggunakan Shotgun rakitan. Namun pada akhirnya Rangel meralat dan mengatakan bahwa Daniel Villegas bercanda.

Sepertinya Alfonzo Marquez tidak peduli, karena dilansir dari El-Paso Times, Rangel menuliskan pernyataan Daniel menyerang menggunakan Shotgun rakitan, lalu Marquez menyuruhnya membuat penyataan lagi dengan mengabaikan senjata yang digunakan. 

Dan setelah catatan yang berbeda dari TKP sebenarnya itu dibuat, maka secara hukum Daniel Villegas dinyatakan bersalah, ia pada akhirnya di interogasi, diintimidasi, dan ditangkap.

Pembebasan Daniel Villegas

Perjuangan demi perjuangan teman-temannya terus dilakukan, dari bukti satu ke bukti yang lainnya, dan pada akhirnya, Daniel Villegas terbukti tidak bersalah, ia pun pada akhirnya dibebaskan dan namanya dibersihkan dari segala kejahatan yang tidak pernah ia buat.

Daniel Villegas dibebaskan pada tahun 2018 kemarin, tepatnya pada 05 Oktober, 2018. Ia dipenjara tanpa bersalah selama 25 tahun lamanya dan kini hidup bahagia bersama istrinya, menjalin kehidupan yang seharusnya dari dulu ia miliki. Namun tentu saja, 25 tahun dipenjara adalah waktu yang lama, namun nampaknya Daniel sendiri pada akhirnya berdamai dengan masa lalunya yang kelam dan yang semestinya tidak terjadi.

 Opini

Dari kisah Daniel Villegas ini, kita dapat mengetahui bahw takdir bisa berpihak ke siapa saja tanpa pandang bulu, kami mengecam tindakan sang detektif yang melakukan tindakan intimidatif untuk membuat saudara Daniel mengaku bahwa Daniel adalah pelakunya, dan hal itu menyebabkan saudaranya dipenjara selama 25 tahun dengan tuduhan yang seharusnya tidak disematkan kepadanya.

Di Indonesia sendiri juga ada polisi-polisi semacam itu, mereka sebagai oknum terkadang melakukan cara yang curang agar bisa naik tingkat, hal itu biasanya terjadi karena haus akan kekuasaan dan harta, para oknum ini melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji, diantaranya adalah menuduh orang menggunakan narkoba, memeriksanya ditempat gelap lalu secara diam-diam dirinya sendiri yang memasukkan narkoba itu kedalam bagasi motor sehingga polisi ini memiliki dalil kuat untuk membuktikan dirinya tidak bersalah.

Tidak semua pelaku keadilan jahat, namun tentu saja kita tidak bisa mengindahkan fakta bahwa hal-hal semacam ini kerap terjadi, dan terkait kasus Daniel Villegas sendiri, ia memiliki kesamaan dengan film The Miracle in Cell 7, sebuah film dari Korea yang menceritakan seorang ayah yang memiliki kelainan mental dan harus mendekam di penjara karena tuduhan yang tidak semestinya dilakukan terhadapnya, namun entah kasus Daniel Villegas atau The Miracle in Cell 7, di dunia ini pun banyak juga manusia-manusia yang tidak bersalah, namun dengan alasan tertentu mereka pada akhirnya dimasukkan kedalam penjara, dan mereka pun ada yang bebas, ada yang dipenjara selamanya, dan tentu saja, ada yang dihukum mati atas apa yang tidak pernah mereka perbuat.

Sampai sekarang pun, pelaku kejahatan itu tidak pernah terungkap siapa, namun bisa saja mereka masih hidup, menyatu bersama masyarakat El-Paso dan berpura-pura bahwa semua hal itu tidak pernah terjadi.

Post a Comment

Previous Post Next Post