Jakarta Internasional Stadium (JIS) belum memperoleh serfifikasi dari Federasi Sepak Bola Internasional FIFA.


 Bangunan stadion utama dalam kompleks Jakarta Internasional Stadium (JIS) hingga saat ini belum memperoleh serfifikasi dari Federasi Sepak Bola Internasional (Fédération Internationale de Football Association/FIFA).

Manajer Proyek JIS Arry Wibowo menyebutkan bahwa hal tersebut dikarenakan pemberian sertifikasi FIFA tidak dilakukan dalam tahap rancangan atau konstruksi, namun ketika akan dilaksanakan kegiatan.

"Jadi, ketika misalnya dicalonkan untuk tuan rumah piala dunia atau liga 'champion' (Asia) atau turnamen yang terafiliasi FIFA lainnya, nah di situ asesor FIFA akan ke sini untuk menguji fasilitas yang ada dan berbagai aspek lainnya, apakah sudah terpenuhi atau belum," ucap Arry dalam konferensi pers di ruang konferensi Jakarta Internasional Stadium (JIS), Jumat.

Meskipun demikian, Arry menyebut pihaknya telah melakukan konsultasi dengan konsultan yang sudah berafiliasi dengan asesor FIFA sebagai langkah untuk mendapatkan pengakuan dari asosiasi sepak bola internasional tersebut.

"Jadi, istilahnya dari aspek perencanaannya ini sudah memenuhi dengan standar yang ditentukan FIFA. Namun, memang ketika bangunan sudah jadi, kita tidak diberikan sertifikat FIFA, namun sertifikat itu tergantung 'event'," ujar Arry.

Hasilnya, kata Arry, bisa dipastikan stadion yang mereka bangun sudah sesuai dengan regulasi FIFA mulai dari ukuran lapangan, pencahayaan, kemudian sudut kenyamanan dari tribun penonton seperti apa, standard fasilitas di ruang vip dan vvip seperti apa.

"Jadi, sudah sesuai dengan standar FIFA ya perencanaan dan konstruksinya, nantinya pada saat JIS ini dijadikan salah satu tuan rumah atau 'venue' untuk 'event' lisensi FIFA itu akan dilakukan asesmen kembali," tuturnya.

Untuk lapangan latih sendiri, kata Arry, sudah tersertifikasi FIFA karena syarat yang lebih mudah yaitu memenuhi syarat kontur lapangan seperti minimal jarak luncur bola ketika digelindingkan, kemudian minimal ketinggian pantulan bola.

"Lapangan latih ini sudah (sertifikasi) ditemani pihak PSSI. Karena saat ini sudah beroperasi digunakan untuk pertandingan," ucapnya.

Kompleks JIS yang membutuhkan dana sebesar Rp4,5 triliun dari APBD serta dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2020 (Rp1,1 triliun) dan tahun 2021 (Rp2,4 triliun) ini, ditargetkan bisa peluncuran awal (soft launching) pada Februari 2022 dan melaksanakan peluncuran utama (Grand Launching) pada Maret 2022.

Padahal, menurut klaim pengelola JIS, PT Jakarta Propertindo, pembangunan JIS mengusung konsep berkelanjutan dengan standar FIFA.

Sejak prakonstruksi, JIS telah didampingi asessor FIFA dan konsultan perencana JIS yang notabene konsultan perencana stadion-stadion di Eropa.

Lantas, mengapa JIS masih dianggap tidak memenuhi standar FIFA? Simak jawabannya pada ulasan berikut ini.

Mengapa JIS tidak Memenuhi Standar FIFA?

Padahal, menurut klaim pengelola JIS, PT Jakarta Propertindo, pembangunan JIS mengusung konsep berkelanjutan dengan standar FIFA.

Sejak prakonstruksi, JIS telah didampingi asessor FIFA dan konsultan perencana JIS yang notabene konsultan perencana stadion-stadion di Eropa.

Lantas, mengapa JIS masih dianggap tidak memenuhi standar FIFA? Simak jawabannya pada ulasan berikut ini.

Ada sejumlah alasan mengapa JIS dianggap tidak memenuhi standar FIFA, di antaranya:

Kualitas rumput

Salah satu alasan stadion JIS tidak memenuhi standar FIFA adalah karena rumputnya tidak memenuhi standar.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat melakukan inspeksi JIS bersama Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono pada Selasa, 4 Juli 2023.  

 “Kondisi rumput sekarang menurut evaluasi ahlinya, yang juga mengevaluasi 22 stadion termasuk yang memasang rumput GBK untuk Asian Games, jelas tidak masuk standar FIFA kalau dengan kondisi sekarang," kata Basuki di Stadion JIS.

Basuki mengatakan berdasarkan Chairman Karya Rama Prima (KaerPe), Qamal Mustaqim, perusahaan yang mengurus rumput Stadion GBK, rumput di JIS harus diganti semuanya.

“Kita akan ganti semua rumput tersebut, sesuai dengan ahlinya beliau [Qamal]. Pak Qamal sebagai ahli agronomi untuk rumput di stadion. Menurut beliau, harus diganti, kalau mau tiga bulan bisa dipakai. Itu jangka pendek saja," tutur Basuki.

Akses masuk

Alasan berikutnya yang membuat JIS dianggap tidak memenuhi standar FIFA adalah soal akses keluar masuk stadion yang saat ini hanya satu pintu.

Terkait hal ini, Kementrian PUPR akan melakukan renovasi sejumlah renovasi fasilitas JIS termasuk akses masuk dan keluar stadion.

Dengan renovasi tersebut, Basuki berharap JIS bisa masuk standar FIFA untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 2023.

“Sayang kalau stadion yang sudah begini tidak memenuhi syarat. Sangat disayangkan. Untuk itu kita upayakan supaya ini bisa masuk kriteria standar FIFA," tutur Basuki.

Nantinya, akses masuk keluar masuk JIS akan ditambah menjadi lima gerbang utama yang sebelumnya hanya memiliki satu saja.

Area parkir

Selain karena kualitas rumput dan akses masuk, area parkir Jakarta International Stadium juga menjadi sorotan.

Hal Ini berkaca dari pengalaman konser Dewa-19 pada bulan Februari lalu.

"Pengalaman yang (konser) Dewa dulu ya, karena anak saya juga lihat, katanya pulangnya juga susah. Tapi, akan kita evaluasi terlebih dahulu,” kata Basuki.

Post a Comment

Previous Post Next Post