Produsen Mobil Yang hengkang Dari Indonesia
Beberapa produsen mobil telah hengkang dari Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Berikut adalah beberapa contoh produsen mobil yang telah meninggalkan Indonesia:
General Motors (Chevrolet): Pada tahun 2015, General Motors mengumumkan penutupan pabrik mereka di Indonesia dan menghentikan penjualan merek Chevrolet di pasar Indonesia.
Ford: Pada tahun 2016, Ford Motor Company menghentikan operasionalnya di Indonesia. Mereka mengumumkan penutupan pabrik perakitan mereka di wilayah Karawang, Jawa Barat, dan menghentikan penjualan mobil Ford di Indonesia.
Daihatsu: Pada tahun 2020, Daihatsu mengumumkan rencananya untuk menghentikan produksi mobil di Indonesia. Meskipun Daihatsu masih menjual mobil di Indonesia, mereka menghentikan operasi manufaktur mereka di sana.
Audi: Pada tahun 2019, Audi mengumumkan penutupan dealer resmi mereka di Indonesia. Hal ini mengakibatkan mereka tidak lagi menjual mobil secara langsung di Indonesia.
Suzuki: Meskipun Suzuki masih menjual mobil di Indonesia, mereka telah mengurangi operasional produksi mereka di negara tersebut. Pada tahun 2021, Suzuki mengumumkan penutupan pabrik mereka di Indonesia dan merelokasi produksi ke negara lain.
Harap dicatat bahwa kondisi industri otomotif bisa berubah dari waktu ke waktu, dan informasi ini berdasarkan pengetahuan saya hingga September 2021. Untuk informasi yang lebih akurat dan terkini, disarankan untuk mengacu pada sumber berita terpercaya atau menghubungi produsen mobil yang bersangkutan.
Ada Dua Penyebab Ford Hengkang dari Indonesia
Produsen Otomotif asal Amerika Serikat (AS), Ford, memutuskan menutup lini usahanya di Indonesia karena kesulitan bisnis. Pengamat Otomotof Dewa Yuniardi mengatakan, keluarnya Ford dari tanah air tidak lepas dari ketidakmampuan bersaing dengan industri otomotif lain.
Pertama, situasi ekonomi susah, kedua kalah saingan, itu aja," ujarnya kepada Simkom media
Kedua hal ini, ia katakan, membuat Ford mau tidak mau harus angkat kaki dari Indonesia. Menurutnya, jika kondisi ekonomi bagus, Ford setidaknya masih bisa mendapat sedikit pangsa pasar.
Hengkangnya Ford, dalam pandangannya, tidak terlepas dari prediksi industri otomotif di Indonesia ke depan yang kurang baik sehingga lebih memilih menutup untuk sementara waktu Kelihatannya sementara, kan kalau kita lihat dari statement-nya dia (Ford) masih akan datang lagi, kalau pun nggak jelas kapan karena menunggu ekonomi membaik lagi," ungkapnya.
Ia menambahkan, keputusan Ford sendiri belum tentu akan diikuti produsen otomotif lain, mengingat setiap perusahaan memiliki hitung-hitungan berbeda soal industri otomotif di Indonesia.
"Tergantung manajemen masing-masing, akan berhitung potensi pasar yang bisa mereka serap berapa. Kalau nggak menutup ya terus rugi, mau nggak nanggung (kerugian) sementara waktu," katanya menambahkan.
Jika menilik data yang lalu, ia menilai, industri otomotif terutama Ford memang mengalami penurunan penjualan lantaran tidak stabilnya kondisi perekonomian baik di dalam negeri maupun luar negeri. Naiknya dolar AS membuat harga mobil ikut melonjak naik.
Berkebalikan dengan Ford, ia mengatakan, ada sejumlah produsen otomotif dari Cina yang justru akan masuk untuk membangun pabrik perakitannya di Indonesia.