Kontroversi Gaya Hidup Mewah Erina Gudono

 


Kontroversi gaya hidup mewah yang diperlihatkan Erina Gudono masih terus jadi perbincangan hangat. Usai unggahannya mengendarai private jet menuju Amerika Serikat di tengah aksi penolakan RUU Pilkada beberapa waktu, sorotan semakin tertuju pada menantu Presiden Jokowi tersebut.

Selain desakan pada KPK untuk melakukan pemeriksaan kepada Kaesang Pangarep karena adanya dugaan gratifikasi, publik kini ramai mendesak agar beasiswa yang diterima Erina Gudono di University of Pennsylvania dicabut.

Banyak yang beranggapan jika beasiswa tersebut tidak tepat diberikan kepada Erina Gudono. Ramai isu tersebut membuat Erina Gudono turut menjadi sorotan media lokal di Amerika Serikat, salah satunya Media The Daily Pennsylvanian.

Artikel dengan judul "Indonesians urge Penn to revoke scholarship granted to daughter-in-law of country's president" tersebut menyoroti desakan warga Indonesia yang meminta pihak kampus untuk mencabut beasiswa Erina Gudono.

Di awalan artikel yang ditulis The Daily Pennsylvanian menjelaskan, bahwa kekhawatiran netizen terlebih lagi di sosial media X, sudah ada sejak tanggal 28 Juli 2024 lalu. Menurut The Daily Pennsylvanian latar belakang yang dianggap istimewa membuat Erina Gudono tidak layak untuk menerima beasiswa tersebut.

"Para kritikus juga diduga telah memulai gerakan email massal yang menuntut pencabutan beasiswa Erina Gudono," tulis The Daily Pennsylvanian.

Dalam unggahannya yang berisi ungkapan syukurnya telah diterima kuliah, banyak netizen yang menandai akun resmi UPenn sebagai bentuk menyerukan agar pihak kampus mempertimbangkan keputusan mereka.

Setelah itu, Erina telah menonaktifkan kolom komentar di unggahan tersebut. Hal itu menuai komentar dari Kusumaningtya seorang lulusan dari Universitas Columbia, yang mempersoalkan kurangnya komentar Erina Gudono mengenai krisis yang sedang berlangsung terkait putusan terbaru oleh pengadilan tinggi Indonesia.

"la mendorong Penn untuk memikirkan pelamar di masa depan yang memiliki andil dalam mengganggu isu-isu hak asasi manusia, isu-isu demokrasi di negara mereka sendiri ketika mempertimbangkan calon penerima beasiswa," ujar Kusumaningtya.

Post a Comment

Previous Post Next Post